menu

Selasa, 15 Januari 2013

Galau nih mau kuliah dimana..

   Ketika anak SMA limit mendekati ‘lulus’, sudah barang tentu banyak diantara mereka yang menjadi korban kebimbangan untuk menentukan pilihan ke jenjang yang lebih tinggi. Betul nggak? Hayoo ngaku mana suara anak SMA yang bakal jadi calon mahasiswa? hhe..Sebenarnya point penting yang harus kaliah pegang disaat ingin memilih tempat kuliah adalah: “Aku suka apa?” Jawab dengan hati. Maka kalian akan tau dimana seharusnya kalian meletakkan pilihan. Kita kuliah dimanapun sebenarnya sama. Yang membedakan adalah seberapa besar perjuangan kita mencapai jawaban dari pertanyaan “Aku ingin jadi apa?”

Kampus yang katanya terbaik di Indonesia bahkan di dunia sekalipun belum menjamin kalian akan sukses nantinya. Apalagi kasus ‘keterpaksaan’ yang kerap kali terjadi. Aku harap nggak akan terjadi pada kalian. Pilihlah dengan hati nurani kalian. Iming-iming kampus keren dan setelah lulus akan mendapat pekerjaan dengan cepat sementara dikesampingkan dulu. Karena semua bermula dari niat, kawan. Kini kita sudah berada di ujung tombak. Kita harus menentukan akan dibawa kemana ujung tombak ini agar tepat sasaran. Ibarat sedang berburu, kalau salah pilih sasaran, tau lah kita takkan mendapat apa yang kita inginkan. Pengen nembak burung ko dapetnya serigala. Ya begitulah kita saat ini. Semua ada ditangan kita. Yang menentukan pilihan kita. Temukan apa potensi diri kalian. Dan jangan pernah ragu menentukan pilihan.
Aku suka hafalan, nggak suka ngitung—cari aja universitas, jangan teknik.
Aku bosen belajar di kelas terus, pengen belajar diluar kelas juga—ambil institut aja, jangan universitas. Ada ITB ada ITS.
Yah aku males lama-lama kuliah nih, maunya kuliah sebentar trus kerja—ambil dong yang kedinasan, kayak STAN, TELKOM, IPDN.
Aku pengen jadi dokter—haha kayaknya kalo ini nggak bakal salah pilih deh. Kalo nggk UI ya Unair, atau UNPAD.
Ingat! Semua kampus itu baik. Tergantung kita.
Trus gimana kalo orang tua pengennya ini sedangkan kita pengennya itu?—nah ini yang harus diperhatikan. Orang tua sebenarnya keukeuh menyuruh kita pilih yang ini karena kita belum punya alasan yang kuat untuk memilih yang itu. Jadi orang tua ingin melihat seberapa besar keinginan anaknya untuk menentukan pilihannya. Makanya kalian harus yakinkan diri kalian dulu bahwa aku pengen itu. Jangan asal ngomong pengen aja. Mana yakin orang tua kalian. Kalian aja nggk meyakinkan, gimana orang tua coba kan. Mantabkan hati untuk satu pilihan dan satu tujuan, dengan alasan yang jelas. Terangkan pelan-pelan kepada orang tua bahwa kalian minat disitu, jangan membuat orang tua khawatir karena anaknya tak punya alasan yang kuat untuk hidupnya. Karena sebenarnya orang tua menginginkan yang terbaik untuk kita. Kalau dirasa pilihan kita kurang memenuhi kriteria kelayakan bagi orang tua, ya sudah sewajarnya mereka mempertanyakan dan memberikan alternatif pilihan. Karena orang tua itu: nggak mau cuma komentar dan nyalahin tanpa ada solusi. Yakin deh.
Lalu adakah orang tua yang nggak mau denger anaknya pengen itu, malah maksain kehendak mereka?—jawabannya ADA. Itu semua karena suatu hal yang bernama ‘komunikasi’. Terkadang komunikasi memang menjadi satu hal yang terabaikan dan dianggap sesuatu yang tak ‘harus selalu ada’. Mungkin perlu digarisbawahi dulu kali ya. Bayangkan ketika kalian jarang bahkan tak pernah berkomunikasi dengan orang tua kalian tentang keinginan kalian saat lulus SMA. Orang tua mana tau dengan jelas kalian ingin apa. Apalagi jika kalian tak berusaha memulai perbincangan. Jangan harap kalian takkan menemukan hambatan saat menentukan pilihan sendiri. Kejadian di atas tak mungkin terelakkan. Kamu ingin disitu, orang tua ingin disini. Nah, kalau sudah begini, siapakah yang perlu disalahkan?
Mungkin bukan kalian. Apalagi orang tua. Melainkan keadaan. Keadaan yang membuat kalian dengan orang tua sulit berkomunikasi dari hati ke hati untuk sekedar tau sama tau keinginan masing-masing. Bukan keinginan sepihak seperti itu.
Jadi, jagalah komunikasi yang baik dengan kedua orang tua. Jadikan mereka bukan sekedar ibu dan ayah yang tugasnya menjaga dan menafkahi kalian, namun lebih dari itu, mereka adalah sahabat terdekat kalian, yang nggak pernah sedikitpun berpikir menjelekkan kalian di depan orang lain, yang nggak bakal cerita suatu hal yang nggak seharusnya diceritain tentang kalian, penyimpan rahasia yang baik karena dijamin aman. Itulah mereka, orang tua.
Sehingga tak ada ceritanya kita galau mau kuliah dimana. Gara-gara orang tua pengen ini sedangkan kita pengen itu. So, let’s try to open with our family about anything that we want. If our parents are busy ones, don’t afraid to start talking first. Selama belum ada yang memulai, semua takkan pernah terjadi.
Semangat untuk kalian semua ya. Semoga cepet pergi kegalauan-kegalauan seputar kuliahnya. Hhe J

Tidak ada komentar:

Posting Komentar