Ketika
anak SMA limit mendekati ‘lulus’, sudah barang tentu banyak diantara mereka yang
menjadi korban kebimbangan untuk menentukan pilihan ke jenjang yang lebih
tinggi. Betul nggak? Hayoo ngaku mana suara anak SMA yang bakal jadi calon
mahasiswa? hhe..Sebenarnya point penting yang harus kaliah pegang disaat ingin
memilih tempat kuliah adalah: “Aku suka apa?” Jawab
dengan hati. Maka kalian akan tau dimana seharusnya kalian meletakkan pilihan.
Kita kuliah dimanapun sebenarnya sama. Yang membedakan adalah seberapa besar
perjuangan kita mencapai jawaban dari pertanyaan “Aku ingin jadi apa?”
Kampus
yang katanya terbaik di Indonesia bahkan di dunia sekalipun belum menjamin
kalian akan sukses nantinya. Apalagi kasus ‘keterpaksaan’ yang kerap kali
terjadi. Aku harap nggak akan terjadi pada kalian. Pilihlah dengan hati nurani
kalian. Iming-iming kampus keren dan setelah lulus akan mendapat pekerjaan
dengan cepat sementara dikesampingkan dulu. Karena semua bermula dari niat,
kawan. Kini kita sudah berada di ujung tombak. Kita harus menentukan akan
dibawa kemana ujung tombak ini agar tepat sasaran. Ibarat sedang berburu, kalau
salah pilih sasaran, tau lah kita takkan mendapat apa yang kita inginkan.
Pengen nembak burung ko dapetnya serigala. Ya begitulah kita saat ini. Semua
ada ditangan kita. Yang menentukan pilihan kita. Temukan apa potensi diri
kalian. Dan jangan pernah ragu menentukan pilihan.
Aku suka
hafalan, nggak suka ngitung—cari aja
universitas, jangan teknik.
Aku bosen belajar
di kelas terus, pengen belajar diluar kelas juga—ambil
institut aja, jangan universitas. Ada ITB ada ITS.
Yah aku males
lama-lama kuliah nih, maunya kuliah sebentar trus kerja—ambil
dong yang kedinasan, kayak STAN, TELKOM, IPDN.
Aku pengen jadi
dokter—haha kayaknya kalo ini nggak bakal salah
pilih deh. Kalo nggk UI ya Unair, atau UNPAD.
Ingat!
Semua kampus itu baik. Tergantung kita.
Trus gimana kalo
orang tua pengennya ini sedangkan kita pengennya itu?—nah
ini yang harus diperhatikan. Orang tua sebenarnya keukeuh menyuruh kita pilih
yang ini karena kita belum punya alasan yang kuat untuk memilih yang itu. Jadi
orang tua ingin melihat seberapa besar keinginan anaknya untuk menentukan
pilihannya. Makanya kalian harus yakinkan diri kalian dulu bahwa aku pengen
itu. Jangan asal ngomong pengen aja. Mana yakin orang tua kalian. Kalian aja
nggk meyakinkan, gimana orang tua coba kan. Mantabkan hati untuk satu pilihan
dan satu tujuan, dengan alasan yang jelas. Terangkan pelan-pelan kepada orang
tua bahwa kalian minat disitu, jangan membuat orang tua khawatir karena anaknya
tak punya alasan yang kuat untuk hidupnya. Karena sebenarnya orang tua
menginginkan yang terbaik untuk kita. Kalau dirasa pilihan kita kurang memenuhi
kriteria kelayakan bagi orang tua, ya sudah sewajarnya mereka mempertanyakan
dan memberikan alternatif pilihan. Karena orang tua itu: nggak mau cuma
komentar dan nyalahin tanpa ada solusi. Yakin deh.
Lalu adakah
orang tua yang nggak mau denger anaknya pengen itu, malah maksain kehendak
mereka?—jawabannya ADA. Itu semua karena suatu hal
yang bernama ‘komunikasi’. Terkadang komunikasi memang menjadi satu hal yang
terabaikan dan dianggap sesuatu yang tak ‘harus selalu ada’. Mungkin perlu digarisbawahi
dulu kali ya. Bayangkan ketika kalian jarang bahkan tak pernah berkomunikasi
dengan orang tua kalian tentang keinginan kalian saat lulus SMA. Orang tua mana
tau dengan jelas kalian ingin apa. Apalagi jika kalian tak berusaha memulai
perbincangan. Jangan harap kalian takkan menemukan hambatan saat menentukan
pilihan sendiri. Kejadian di atas tak mungkin terelakkan. Kamu ingin disitu,
orang tua ingin disini. Nah, kalau sudah begini, siapakah yang perlu
disalahkan?
Mungkin
bukan kalian. Apalagi orang tua. Melainkan keadaan. Keadaan yang membuat kalian
dengan orang tua sulit berkomunikasi dari hati ke hati untuk sekedar tau sama
tau keinginan masing-masing. Bukan keinginan sepihak seperti itu.
Jadi,
jagalah komunikasi yang baik dengan kedua orang tua. Jadikan mereka bukan
sekedar ibu dan ayah yang tugasnya menjaga dan menafkahi kalian, namun lebih
dari itu, mereka adalah sahabat terdekat kalian, yang nggak pernah sedikitpun
berpikir menjelekkan kalian di depan orang lain, yang nggak bakal cerita suatu
hal yang nggak seharusnya diceritain tentang kalian, penyimpan rahasia yang
baik karena dijamin aman. Itulah mereka, orang tua.
Sehingga
tak ada ceritanya kita galau mau kuliah dimana. Gara-gara orang tua pengen ini
sedangkan kita pengen itu. So, let’s try to open with our family about anything
that we want. If our parents are busy ones, don’t afraid to start talking
first. Selama belum ada yang memulai, semua takkan pernah terjadi.
Semangat
untuk kalian semua ya. Semoga cepet pergi kegalauan-kegalauan seputar
kuliahnya. Hhe J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar