Latar Belakang Masalah
Keberadaan sampah berbanding lurus dengan waktu. Ibarat
rumus kecepatan linier dalam fisika, nilainya akan semakin naik seiring waktu
dan ditandai dengan percepatannya yang selalu positif. Begitu juga dengan
sampah. Semakin lama, sampah bukannya semakin berkurang melainkan semakin
memenuhi permukaan bumi. Terlebih manusia sebagai produsen sampah terbesar,
populasinya semakin limit mendekati tak hingga. Inilah yang menjadi alasan
proyek yang benama “sanitary landfill”
muncul.
Proyek ini telah direalisasikan di beberapa TPA di Indonesia seperti Jakarta. Proyek sanitary landfill ini sendiri merupakan sebuah metode pemusnahan sampah yang dianggap paling efektif, karena sampah yang dimusnahkan didalam tanah tidak akan menyebar dan mengotori lingkungan. Sesuai dengan namanya, landfill berarti menunjukkan sebuah lahan sebagai tempat penimbunan sampah yang berupa cekungan atau tanah yang digali. Hal ini ditujukan agar sampah tidak terlihat berserakan di jalanan atau dimanapun yang biasa dijadikan tempat pembuangan sampah.
Proyek ini telah direalisasikan di beberapa TPA di Indonesia seperti Jakarta. Proyek sanitary landfill ini sendiri merupakan sebuah metode pemusnahan sampah yang dianggap paling efektif, karena sampah yang dimusnahkan didalam tanah tidak akan menyebar dan mengotori lingkungan. Sesuai dengan namanya, landfill berarti menunjukkan sebuah lahan sebagai tempat penimbunan sampah yang berupa cekungan atau tanah yang digali. Hal ini ditujukan agar sampah tidak terlihat berserakan di jalanan atau dimanapun yang biasa dijadikan tempat pembuangan sampah.
Namun, sanitary
landfill yang telah ada sekarang ternyata belum cukup menjawab permasalahan
sampah. Buktinya masih banyak sampah berserakan dan bingung akan dikemanakan
sampah tersebut. Padahal metode sanitary
landfill dipandang cukup untuk menyelesaikan masalah yang ada. Lalu setelah
diselidiki, pemasalahan ada pada sanitary
landfill yang tidak ramah lingkungan. Saat sampah ditimbun, banyak
permasalahan lingkungan yang muncul. Salah satunya apabila sampah mengandung
hidrogen sulfida. Seperti yang kita ketahui, hidrogen sulfida yang berbau busuk
akan meledak. Hal tersebut membahayakan seluruh masyarakat. Tidak hanya itu, timbul
bibit penyakit seperti lalat, tikus, dan lain sebagainya, yang pada intinya
mengganggu aspek lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alternatif agar
permasalahan lingkungan yang disebabkan penerapan sanitary landfill dapat direduksi. Alternatif solusi yang
direkomendasikan penulis adalah sanitary
landfill ramah lingkungan. Dalam hal ini, geomembran dan geo textille
sangat berperan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan sanitary landfill, sehingga TPA dengan metode sanitary landfill dapat terus dipertahankan mengingat fungsinya
sebagai tempat penimbunan sampah cukup efektif.
Maka dengan melihat latar belakang permasalahan di atas,
penulis mengangkat judul “Sanitary landfill (SL) Ramah Lingkungan
sebagai Solusi Permasalahan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar