menu

Senin, 18 Februari 2013

Sanitary Landfill..??


Latar Belakang Masalah
Keberadaan sampah berbanding lurus dengan waktu. Ibarat rumus kecepatan linier dalam fisika, nilainya akan semakin naik seiring waktu dan ditandai dengan percepatannya yang selalu positif. Begitu juga dengan sampah. Semakin lama, sampah bukannya semakin berkurang melainkan semakin memenuhi permukaan bumi. Terlebih manusia sebagai produsen sampah terbesar, populasinya semakin limit mendekati tak hingga. Inilah yang menjadi alasan proyek yang benama “sanitary landfill” muncul.
Proyek ini telah direalisasikan di beberapa TPA di Indonesia seperti Jakarta. Proyek sanitary landfill ini sendiri merupakan sebuah metode pemusnahan sampah yang dianggap paling efektif, karena sampah yang dimusnahkan didalam tanah tidak akan menyebar dan mengotori lingkungan. Sesuai dengan namanya, landfill berarti menunjukkan sebuah lahan sebagai tempat penimbunan sampah yang berupa cekungan atau tanah yang digali. Hal ini ditujukan agar sampah tidak terlihat berserakan di jalanan atau dimanapun yang biasa dijadikan tempat pembuangan sampah.
Namun, sanitary landfill yang telah ada sekarang ternyata belum cukup menjawab permasalahan sampah. Buktinya masih banyak sampah berserakan dan bingung akan dikemanakan sampah tersebut. Padahal metode sanitary landfill dipandang cukup untuk menyelesaikan masalah yang ada. Lalu setelah diselidiki, pemasalahan ada pada sanitary landfill yang tidak ramah lingkungan. Saat sampah ditimbun, banyak permasalahan lingkungan yang muncul. Salah satunya apabila sampah mengandung hidrogen sulfida. Seperti yang kita ketahui, hidrogen sulfida yang berbau busuk akan meledak. Hal tersebut membahayakan seluruh masyarakat. Tidak hanya itu, timbul bibit penyakit seperti lalat, tikus, dan lain sebagainya, yang pada intinya mengganggu aspek lingkungan. Oleh karena itu, diperlukan sebuah alternatif agar permasalahan lingkungan yang disebabkan penerapan sanitary landfill dapat direduksi. Alternatif solusi yang direkomendasikan penulis adalah sanitary landfill ramah lingkungan. Dalam hal ini, geomembran dan geo textille sangat berperan dalam mengurangi dampak yang ditimbulkan sanitary landfill, sehingga TPA dengan metode sanitary landfill dapat terus dipertahankan mengingat fungsinya sebagai tempat penimbunan sampah cukup efektif.
Maka dengan melihat latar belakang permasalahan di atas, penulis mengangkat judul Sanitary landfill (SL) Ramah Lingkungan sebagai Solusi Permasalahan Sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA)”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar